Pantai Celong, merupakan pantai yang sudah berpuluh tahun menjadi ikon
pariwisata tradisional, wisata anak-anak
desa di pegunungan yang sudah bosan hanya melihat-lihat daun padi dan hamparan
sawah. Sekali-kali menikmati liukan gelombang air laut, atau sekedar memandang
ombak saling berlomba menebas bibir
pantai, menikmati suasana sunset. Bahkan beberapa pengunjung menjadikan
lokasi ini sebagai tempat hiburan memancing, dengan menyewa kapal boat kecil ke
sedikit tengah laut. Dibandingkan dengan banyak pariwisata di Kabupaten Batang,
Pantai Celong yang berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten
Batang Jawa Tengah memanglah kurang begitu favorit dikenal, bahkan mungkin oleh
sebagian warga di Kabupaten Batang terutama yang tinggal di bagian barat.
Pantai ini memang tidak terlalu menarik untuk dikunjungi, terutama oleh tourist
luar kota yang berselera tinggi. Di samping kondisi pantai yang kurang terurus,
pengunjung yang mau mengakses ke pantai ini juga harus melewati jalanan yang
tidak terlalu representatif sebagai sebuah lokasi wisata. Kanan kiri jalan ke
lokasi memang sangat indah dengan hijauan pepohonan karet dan randu,
dilatari-belakangi oleh area perbukitan indah.
Namun Pantai Celong memiliki beragam permasalahan yang
cukup sulit untuk diselesaikan seperti, sampah di sekitar bibir daratan
spot-spot peristirahatan yang tidak
terawat, kondisi airnya juga kurang jernih, mungkin disebabkan oleh banyaknya
sampah-sampah yang “terbuang” di sepanjang garis pantai.
Masa depan
pantai ini sebenarnya bisa menjadi lebih menarik dengan penataan dan
pembangunan kembali spot-spot sekitar yang ideal untuk dikunjungi, memiliki
potensi menjadi ikon wisata favorit di Kabupaten Batang. Tentunya, Pemerintah
harus lebih memberi perhatian secara serius dan melibatkan pengembang lokal,
serta keharusan melibatkan penduduk setempat untuk pemeliharaannya. Untuk
keluasan jalan akses ke pantai serta lokasi pantai sendiri juga perlu
diperhatikan, mengingat keadaan sekarang ini begitu “sempit” dan kurang
terjangkau bus-bus wisata. Bus-bus wisata yang mampu menjangkau Pantai Celong
ini, hanya bus-bus angkutan antar kota. Tantangan yang tidak kalah “hebat”,
adanya rumah-rumah warga yang merata di “seantero” pantai. Lokasi pantai
berdesakan dengan hunian warga, sehingga Pantai Celong seolah bukan pantai
wisata, tetapi sebuah desa dengan corak rumah berjajar di pantai. Berbagai
kendala di atas, sangat berat untuk dirubah. Tanpa merubah “pesona” perumahan
pantai ini, luas pantai sebagai lokasi wisata kurang cukup, dimana membutuhkan
spot-spot yang representatif sebagai lokasi wisata unggulan. Ataupun,
menjadikan perumahan itu sendiri sebagai bagian dari lokasi wisata. Di beberapa
lokasi di pantai ini, terutama di sebelah barat yang berumput, sering
dipergunakan oleh siswa-siswi sekolah sebagai spot perkemahan kecil.
Siswa-siswa sekolah pada musim tertentu, menjadikan Pantai Celong ini sebagai
lokasi “mistis” untuk perenungan malam dan pencarian hakikat jati diri.
Perenungan jati diri dengan iringan hembusan angin malam pantai yang sejuk, di
atas rumput hijau dan bebatuan pantai.
0 komentar:
Posting Komentar