Kamis, 17 November 2016

Contoh Makalah Laporan Hasil Studi Tour Ke Bali



LAPORAN HASIL  STUDI TOUR KE BALI
Dususun untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Kelas XI Semester genap

Disusun Oleh :
Muhammad Niskala Rahmat
NIS : 3488.14
Program : IPA


SMA N 1 BAWANG
Tahun Ajaran 2015/2016
PENGESAHAN

Telah disahkan karya tulis dengan judul Laporan Hasil Studi Tour ke Bali.
Disahkan pada                        :
Hari                             :
Tanggal                       :

Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
T. Wiwik Triyanti, S.Pd
Windiastuti Diah W, S.Pd
NIP. 19810429 201406 2 005
NIP.

Mengesahkan,
Kepala SMA Negeri 1 Bawang
Drs. Saifudin
NIP. 19640815 199412 1 002

MOTTO
·         Masa depan adalah milik mereka yang mampu untuk tetap terus berlatih dan belajar.
·         Kegagalan adalah awal dari kesuksesan.
·         Percuma punya mimpi banyak kalau tidak di tantang.




KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perjalanan ke Bali yang diberikan ke sekolah sebagai kelengkapan tugas dengan tepat waktu.
            Penulis ucapkan terima kasih kepada  :
1.      Kepala sekolah SMA Negeri 1 Bawang.
2.      Ibu/Bapak Guru yang telah memebantu dalam penyelesaian penulisan ini.
3.      Teman – temanku yang selalu menyuport penulis.
4.      Dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu.
            Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis sudah berusaha berusaha dengan baik dalam penulisan laporan perjalanan ini. Namun, penulis menyadari bahwa laporan perjalanan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan di masa yang mendatang. Atas saran, kritik maupun bantuan penulis ucapkan terima kasih.

                                                                                    Bawang, 12  Mei 2016
                                                                                                Penyusun,



                                                                                    Muhammad Niskala Rahmat
                                                                                                NIS : 3488.14



DAFTAR ISI


JUDUL............................................................................................................. i
PENGESAHAN.............................................................................................. ii
MOTTO............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan......................................................................................... 1
D.    Manfaat Penulisan...................................................................................... 1
E.     Metode Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Letak Pulau Bali......................................................................................... 3
B.     Objek Wisata.............................................................................................. 3
C.     Kebudayaan  Masyarakat Bali.................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................. 18
B.     Saran .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
LAMPIRAN.................................................................................................... 1


 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan (negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah satunya adalah pulau Bali,  setiap tahunnya banyak wisatawan asing maupun domestik datang mengunjungi pulau Bali. Mereka tidak hanya tertarik oleh keindahan alamnya saja, tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang begitu kental dan terjaga oleh masyarakatnya meskipun banyak kebudayaan asing yang mulai masuk kedalamnya. Tak khayal bahwa pulau Bali pernah di tetapkan menjadi Situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan menjadi pulau Terindah se-Asia pada tahun 2016.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan kebudayaan masyarakat Bali dan obyek wisata yang menarik di Bali. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui lebih jauh tentang keindahan dan kebudayaan di pulau Bali.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1.      Dimanakah letak pulau Bali ?
2.      Objek wisata apa yangterdapat di pulau Bali?
3.      Apa sajakah adat dan kebudayaan yang terdapat di Pulau Bali ?
C.    Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1.      Mendiskripsikan letak pulau Bali.
2.      Mendiskripsikan objek wisata yang terdapat di Pulau Bali.
3.      Mendiskripsikan adat dan kebudayaan masyarakat Bali.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:                         
1.      Dapat mengetahui tentang letak pulau Bali.
2.      Dapat mengetahui tentang objek wisata yang terdapat di Pulau Bali.
3.      Dapat mengetahui tentang adat dan kebudayaan masyarakat Bali.
E.     Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan adalah Metode Observasi yaitu:
      Pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga merupakan basis sains yang dilakukan dengan menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan ( Purnomo, 2008).
BAB II
HASIL PENGAMATAN
A.  Letak Pulau Bali
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, BuyanTamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan. Batas-batas wilayah Bali :
a. Utara : Laut Bali.
b. Selatan : Samudra Indonesia.
c. Barat : Selat Bali, Provinsi Jawa Timur.
d. Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur.
B.  Objek Wisata
1.      Tanah Lot
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
a.       Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
b.      Lokasi
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
c.       Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.


2.      Danau Bedugul
a.       Legenda
Ada beberapa cerita  yang menyebutkan mengenai  sejarah asal usul nama tempat wisata ini sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari kata dua kata yaitu  "Bedug" karena adanya kelompok  masyarakat Muslim di sekitar bedugul dan “Kul” dari Kul-kul yang merupakan alat komuniksi tradisional masyarakat Bali yang fungsinya hampir sama seperti kentongan. Penggabungan kedua kata itulah yang kemudian menjadikan nama daerah ini disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan. Itulah beberapa versi penamaan tempat wisata Bedugul. Di Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar AL-Hidayah. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan. Didaerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran. Di sekitar tempat wisata Bedugul banyak ditemui masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu khuatir saat akan menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat wisata juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain, Pura Luhur Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
b.      Lokasi
Objek wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan , Bali kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak 50 km kea rah utara dari ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat wisata Bedugul berada di dataran tinggi, di tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau Beratan terletak diketingian 1250 meter diatas permukaan laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius. Bukan hanya Danau Beratan, disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah Pura yang dikenal dengan sebutan Pura Ulun Danau.
3.      Tanjung Benoa
a.       Legenda
Tanjung Benoa Bali adalah pantai yang sangat terkenal dengan aktivitas rekreasi air atau wisata bahari dan sering disebut dengan nama, Tanjung Benoa watersport. Jenis wisata bahari yang tersedia di pantai Tanjung Benoa adalah watersport Tanjung BenoaTempat wisata Tanjung Benoa, sangat berdekatan dengan salah satu tempat wisata di Bali yang sering digunakan sebagai tempat konfrensi, yaitu Nusa Dua. Selain itu, pesona lain pantai ini adalah Pulau Penyu. Disebut Pulau Penyu, karena pulau ini merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang sudah mulai langka. Pulau ini yang berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan dengan perahu. Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan harus menaiki perahu beralas kaca alias glass bottom yang memungkinkan menikmati pemandangan bawah laut selatan Bali yang indah. Tarif sewa perahu sekitar Rp 50.000 per orang.
b.      Lokasi
Tanjung Benoa terletak di ujung selatan pulau Bali, terletak di Kecamatan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung Bali. Tanjung Benoa ini adalah nama pantai yang berujung sempit. Jarak tempuh bila hendak ke pantai ini kira-kira 12 km dari Bandara Ngurah Rai, lebih kurang 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.



4.      Pantai Kuta
a.       Sejarah
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda. Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan. Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
b.      Lokasi
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.



5.      Tari Barong dan Keris Dance
a.       Sejarah
Masyarakat Bali percaya bahwa mahluk-mahluk halus tersebut adalah kaki tangan Ratu Gede Mecaling, penguasa alam gaib di Lautan Selatan Bali yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. Saat itu, seorang pendeta sakti menyarankan masyarakat untuk membuat patung yang mirip Ratu Gede Mecaling, yang sosoknya tinggi besar, hitam dan bertaring, lalu mengaraknya keliling desa. Rupanya, tipuan ini manjur. Para mahluk halus ketakutan melihat bentuk tiruan bos mereka, lalu menyingkir. Hingga kini, di banyak desa, secara berkala masyarakat mengarak Barong Landung untuk menangkal bencana.
b.    Jenis Barong Bali
v Barong Ket atau Barong Keket
v Barong Bangkal
v Barong Landung
v Barong Macan
v Barong Kedingling
v Barong Gajah
v Barong Asu
v Barong Brutuk
6.      Teman Joger
Joger merupakan salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi ditelinga bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk Joger hanya dapat diperoleh dari pabrik / pusat penjualan produk Joger langsung. Bangunan Teman Joger di sini cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia tempat penitipan barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa koran / majalah lokal, nasional dan internasional. Selama ini Joger sangat idendik dengan T-shirt / kaos khas Bali dengan kata-katanya yang unik dan nyeleneh, tapi sebernya masih banyak lagi produk Joger yang lainnya yang biasa dijadikan buah tangan unuk sanak saudaradi rumah. Seperti sandal dengan desainnya yang simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka pernak-pernik cinderamata lainnya.
a.       Sejarah
Joger merupakan kependekan dari nama pemilik toko ini yaitu Joseph Theodorus Wulianadi dengan sahabatnya yang berasal dari Jerman yaitu Gerhard yang memberinya modal usaha. Pak joger yang merupakan adik kandung Jaya Suprana direktur Jamu Jago ini merupakan pemilik CV Wira’s Garment Melania Soraya yang memproduksi kaos-kaos dan pernak-pernaik khas Joger dan Jok Mah Li (Pojok mahal sekali yaitu barang-barang luar negeri yang dijual dengan harga miring). Barang-barang yang dijual ditokonya ada sekitar 10.000 macam. Gerainya selalu penuh dengan wisatawan yang dengan bangga memakai kaos-kaos yang bertuliskan kata-kata “bijak” ciptaan pak Joger, diantaranya : “Belanja tidak belanja tetap thank you.”
b.      Lokasi
Teman Joger dibangun di desa Luwus, di tepi Jalan Raya Luwus Bedugul.
7.      Puja Mandala
Semangat kebersamaan yang kental dalam masyarakat Bali melahirkan kompleks peribadatan Puja Mandala di Nusa Dua. Berawal dari keinginan umat Islam di Bali untuk mendirikan masjid di daerah Nusa Dua, inisiatif ini disambut dengan ide dari Menteri Pariwisata yang pada saat itu dijabat oleh Joop Ave untuk membangun tempat ibadah kelima agama dalam satu kompleks sebagi simbol kerukunan umat beragama di Bali.
Lokasi Puja Mandala mulai dibangun pada tahun 1994 di atas tanah hibah seluas 2 hektar dari PT. Bali Tourism Development Corporation (BTDC). PT. BTDC adalah pihak pengelola daerah Nusa Dua dimana telah berhasil membangun daerah Nusa Dua sebagai salah satu tempat tujuan utama wisata di Bali. Pada tahun 1997, daerah Puja Mandala secara resmi disahkan oleh Menteri Agama Tarmidzi Taher.
Dengan penyelesaian bangunan secara bertahap, berikut daftar nama tempat ibadah di Puja Mandala:
§     Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa (1997)
§     Gereja Kristen Prostestan Bukit Doa (1997)
§     Masjid Ibnu Batutah (1997)
§     Vihara Budhina Guna (2003)
§     Pura Jagat Natha (2005)
Biarpun tujuan awal dari Puja Mandala adalah sebagai fasilitas ibadah wisatawan yang menginap di daerah Nusa Dua, seiring dengan jalannya waktu, lokasi Puja Mandala sudah menjadi salah satu tempat kunjungan utama bagi wisatawan di Nusa Dua.  Puja Mandala juga sering disebut sebagai miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Dengan relasi harmonis dan dinamis, semangat kebersamaan dalam Puja Mandala lahir dari relung jati diri masyarakat pendukung nya. Keberadaan tempat-tempat beribadah di Puja Mandala bukan hanya sebatas simbol saja, namun merupakan bentuk nyata dari toleransi hakiki dalam suasana informal, akrab dan terinternalisasi dalam keseharian hidup. Disini, perayaan Ekaristi umat Kristen seringkali diselingi suara adzan maghrib. Atau shalat Jum’at tetap digelar pada saat hari raya Nyepi, walau tanpa pengeras suara. Disini dapat disaksikan secara lansung cermin Bhinneka Tunggal Ika secara nyata.
8.      Pasar Seni Sukowati
Pasar Sukowati berada di kabupaten Gianyar, yang dibangun di atas tanah seluas ± 600 m2 dengan jumlah bangunan 2 lantai. Arsitektur yang digunakan adalah paduan antara warna merah. Arsitek pertama disebut Bagus Tuger. Pasar seni Sukowati terlihat bersih, teratur, dan rapi, sehingga pengunjung nyaman selama berbelanja. Pusat pasar seni Sukowati dibagi menjadi 3 bagian gedung utama yaitu :
a.       Ardha Candra
Merupakan festival Bali yang dilaksanakan antara bulan Juni sampai bulan Juli. Ardha Candra diresmikan pada tanggal 15 April 1997 oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Bapak Drs. arif Tharif yangdiambil dari gunung Mahameru.
b.      Kaisar Hawa
Merupakan tempat festival kesenian Bali di dalam ruangan tertutup.
c.       Mahendra Giri Buana
Merupakan galeri untuk memamerkan karya seni rupa di Bali. Keseniannya diresmikan oleh Bapak Marshori tanggal 14 Febuari 1973 yang berisi :
v  Melat
v   Senopati
v   Perang Buleleng
Di pasar seni Sukowati ini para pengunjung dapat membeli hasil kerajinan tangan anak Bali. Sebagai pasar seni yang terdiri dari ratusan pedagang, transaksi yang terjadi membutuhkan proses tawar menawar yang sengit. Pedagang pasar ini sering menaikkan harga barang setinggi langit untuk menarik untung sebesar-besarnya, sehingga kejelian para pengunjung serta kepandaian menawar harga adalah kunci mendapatkan barang terbaik dengan harga termurah. Tak jarang pembeli harus membandingkan harga antara satu kios ke kios lain karena selisih harga yang mungkin bisa puluhan ribu.
9.      Sangeh
a.       Sejarah
            Dulunya sangeh merupakan saksi bisu dari megahnya kejayaan kerajaan mengwi di Bali yang membuat tempat peristirahatan megah di Pura Taman Ayun Mengwi. Di dalam hutan sangeh itu terdapat sebuah pura yang konon di buat oleh Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti putra angkat dari Raja Mengwi saat itu Cokorda Sakti Blambangan pada abad ke-17 dan diberi nama Pura Bukit Sari.
            Konon diceritakan bahwa, ketika Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti ini melakukan pertapaan ia mendapat Wahyu (bisikan halus) untuk membangun sebuah pura di kawasan hutan sangeh sekarang ini. Kemudian meliau melakukannya dan akhirnya berdirilah Pura Bukit Sari itu yang kemudian di jaga dan dijadikan tempat persembahyangan bagi masyarakat sekitar.
            Lalu mengapa hutan itu diberi nama Hutan Sangeh Bali? Masyarakat sekitar masih percaya bahwa konon pohon pala yang ada di hutan sangeh itu berasal dari Gunung Agung. Bukan di gotong menggunakan alat kendaraan, melainkan pohon pala itu berjalan dan bergerak dengan sendirinya. Karena diLihat oleh Orang di sebuah tempat maka pohon-pohon itu langsung diam di tempat itu dan kemudian tempat itu diberi nama sangeh. Sangeh terdiri dari dua duku kata yakni Sang yang berarti Orang, dan Ngeh berarti melihat. Jadi artinya Sangeh itu adalah tempat dimana Orang Melihat pohon pala berjalan dan terdiam di tempat itu.
b.      Lokasi
Hanya terletak sekitar 20 km saja dari Denpasar. Salah satu pesona dari Taman Wisata Alam Sangeh Bali adalah wisata hutan yang termasuk hutan lindung yang dilindungi dengan luas sekitar 14 hektar.
10.  Cah Ayu
Cah Ayu adalah central oleh-oleh khas Bali yang di dirikan oleh seorang anak dari desa terpencil di bawah lereng gunung jawa tengah. Dengan bermodal tekad yang kuat pak robani mengadu nasib ke pulau Bali pada awaL tahun 90-an . Disana tidak semudah harapan ,beliau sempat jadi PRT dan malam harinya menjadi penjaga sebuah rumah sakit. Lama kelamaan pak robani mencoba berbagai pekerjaan dan usaha ,dari jualan bakso ,mie ayam, tukang sayur , jamu dll . Pada akhirnya beliau memutuskan untuk menjual kacang goreng (kacang asing khas Bali). Dengan keuletan dan kegigihannya pak robani berhasil membuat sebuah perusahaan dan central oleh-oleh yang cukup megah di lintasan pariwisata (di daerah pasar seni sukawati) . Akhirnya cahayu berdiri pada tanggal 27 september 2002. Tujuan didirikannya cahayu sendiri untuk melayani wisatawan lokal maupun mancanegara yg berkunjung diBali. Cahayu membantu memasarkan produk dari pengrajin kecil di Bali sehingga hidup mereka lebih layak. Demikian sejarah singkat berdirinya cahayu yang di dirikan oleh seorang robani , hanya bermodal tekad , ketekunan dan ketrampilan untuk menjadi sukses .
Semoga kisah ini bisa menginspirasi generasi muda untuk berani mengambil resiko menjadi wirausahawan dan membuat Indonesia lebih baik atau paling tidak bisa mengangkat derajat kehidupan diri sendiri.
11.  Dream Land
Dreamland berada di Desa Pecatu, Kabupaten Badung, yang terletak di bagian selatan Pulau Bali. Anda dapat mencapai pantai ini sekitar 30 menit dari Pantai Kuta ke arah Jimbaran. Pantai yang masih asri dan alami ini terletak di ujung selatan Badung Selatan. Anda akan menjumpai pantai ini dalam perjalanan menuju pura terkenal di Bali yaitu Pura Uluwatu.
Anda mungkin bingung mengapa pantai ini disebut Dreamland? Pantai lainnya di Bali menggunakan nama lokal, sedangkan pantai yang satu ini menggunakan bahasa Inggris yaitu dreamland yang berarti tanah impian. Ternyata ada asal-usulnya. Konon, pantai ini dinamakan Dreamland karena di wilayah Pecatu sempat akan dibangun salah satu kawasan pusat wisata terbesar dan terunik di Asia Tenggara. Selain itu, di sana juga akan dibangun resor superluks yang dipadukan dengan kawasan wisata yang menonjolkan keindahan dan keaslian alam serta pelestarian lingkungan hidup.
Sebelumnya daerah ini adalah daerah tandus dan gersang. Pada saat krisis moneter tahun 1998, mega proyek ini terbengkalai. Namun, karena penduduk setempat sangat berharap agar proyek ini selesai, dengan harapan mereka bisa beralih ke bisnis pariwisata dari pertanian, maka mereka menamakan tempat ini sebagai tanah impian yang dalam bahasa Inggris disebut dreamland. Sejak itulah kawasan ini dinamakan Dreamland.
12.  Karang Kurnia
Adalah pusat oleh-oleh di pulau Bali yang didirikan oleh I Gede Wireyasa. Berawal dari studi bandingnya di toko oleh-oleh Ia mencoba berbisnis sendiri. Karang kurnia memiliki beberapa cabang, yaitu:
a.       Jalan Cargo Denpasar Bali
b.      Jalan Gatot Subroto Denpasar Bali
Di sini bisa ditemukan berbagai macam kerajinan dan oleh-oleh lainnya, seperti : lukisan, patung, pakaian anak dan dewasa, bed cover, pernak-pernik, batik,dll. Barang-barang tersebut tidak semuanya buatan Bali melainkan banyak yang diambil dari pulau Jawa seperti batik.
Pasar karang kurnia lebih murah dibanding pasar lain di Bali. Dengan lahan parkir yang cukup luas dan suasana yang lumayan segar membuat pengunjung merasa nyaman.
C.      Kebudayaan Masyarakat Bali
1.      Sistem kepercayaan
Mayoritas masyarakat Bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama, masyarakat Bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara), dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat Bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kemBali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di Bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus. Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
Keseluruhan upacara di Bali dapat di kelompokan sebagai berikut :
a.       Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa.
b.      Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh.
c.       Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran.
d.      Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat.
2.      Sistem Kasta
Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :
a.    Kasta Brahmana
Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta tertinggi di Bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.
b.    Kasta Ksatria
Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.
c.    Kasta Waisya
Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di Bali juga digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan tempat tinggal.
v  Petani Kelas Atas
v  Petani Kaya Sedang
v  Petani Kaya Bawah
d.   Kasta Sudra
Kasta Sudra pada masyarakat Bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati. Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di Bali.
3.      Sistem Kesenian
Sistem keseniandi Bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat Bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legong merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa.
Beberapa rumah adat di Bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.
Pakaian adat Bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja.
4.      Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia, demikian juga dengan masyarakat Bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di Bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di Bali. Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang  tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelah menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. SeBalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dengan melihat uraian yang telah penulis sampaikan maka disimpulkan bahwa :
1.      Dengan adanya objek-objek wisata yang menarik dapat meningkatkan jumlah wisatawan dari mancanegara sehingga dapat menambah devisa di provinsi Bali pada khususnya dan devisa negara pada umumnya.
2.      Untuk menambah wawasan tentang beragam suku dan budaya di Indonesia, kita perlu mengunjungi dan mempelajarinya.
3.      Bali adalah kepulauan yang sangat kental dengan budaya dan adat istiadatnya.
B.     Saran
Penulis memberikan saran sebagai berikut :
1.      Perlu ditingkannya tenaga-tenaga profesional dalam bidang pariwisata yang memiliki pengalaman, keterampilan dan kemampuan berinteraksi yang baik dengan cara mendirikan perguruan tinggi pariwisata, pendidikan menengah pariwisata, pusat penelitian dan pengembangan pariwisata.
2.      Perlu adanya penambahan fasilitas-fasilitas yang masih dianggap kurang seperti tempat parkir, transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi kemajuan jasa pariwisata Bali.
3.      Untuk menambah turis lokal maupun mancanegara, tingkat kebersihan dan ketertiban di pulau Bali harus ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA

Id.m.wikipedia.org/wiki/tanah_lot
Id.m.wikipedia.org/wiki/danau_bratan
Id.m.wikipedia.org/wiki/tanjung_benoa,kuta_selatan,badung
Id.m.wikipedia.org/wiki/pantai_kuta
http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.co.id/2012/05/laporan-study-tour-Bali.html
https://challengerofthedream.blogspot.co.id/2016/11/contoh-laporan-hasil-studi-tour-ke-bali.html





LAMPIRAN

0 komentar:

Posting Komentar