Selasa, 27 Desember 2016

Curug Agung sebagai wisata baru di Kabupaten Batang


Curug Agung terletak di Dk. Pagedigan, Ds. Pasusukan, Kec. Bawang, Kab. Batang. Ketinggian Curug Agung sekitar ±20m yang dibawahnya membentuk genangan seperti kolam yang bisa digunakan untuk mandi ataupun bermain air dan dan berfoto oleh para pengunjung. Tekstur bebatuan di sekitarnya begitu eksotis dan menakjubkan, mungkin juga dapat membuat orang yang melihatnya sangat takjub dan kagum dengan keindahan sekitar Curug Agung karena bentuknya yang unik & indah.


        Area dibawah Curug juga dapat digunakan untuk Camping, namun harus melalui Perizinan dari pihak pengelola terlebih Dahulu.

Mitos & Sejarah Curug Agung Bawang Batang

           Konon, Menurut Warga Setempat Air Terjun ini pernah digunakan untuk mandi Seorang Petapa dari Kerajaan Kalingga yang Petilasannya berada di pingir jalan menuju curug namun tak begitu nampak bahwa tempat tersebut  merupakan sebuah Petilasan. Ada pula yang bilang kalau Air dari Curug ini dapat berkhasiat mengangkat drajat & kewibawaan.
            Dukuh Pagedigan sendiri dulunya merupakan tempat persembunyian para pejuang gerilya dari Penjajahan Kolonial Belanda.
Prasarana Curug Agung Bawang Batang.
              Curug Agung saat ini sedang berada dalam Proses Pengelolaan oleh Warga Setempat yang diharapkan dapat mengundang minat pengunjung guna menambah tingkat perekonomian warga setempat pada khususnya. Maka dari itu, pemuda setempat mulai bergotong royong membangun sarana prasarana untuk mempermudah dan memperindah kondisi Curug. Setiap pengunjung dikenai biaya parkir motor senilai Rp. 2000,-/Motor.
            Seiring bertambahnya Pengunjung, warga berusaha memperluas akses jalan, diharapkan Mobil dapat masuk sampai ke tempat Parkir, Akan disediakan tempat bilas untuk pengunjung yang bermain air, dan kerja bakti warga membersihkan bebatuan Curug yag samar karena tertutup oleh rimbunnya belukar.

Wisata Pantai Celong di Kabupaten Batang



Pantai Celong, merupakan pantai yang sudah berpuluh tahun menjadi ikon pariwisata tradisional,  wisata anak-anak desa di pegunungan yang sudah bosan hanya melihat-lihat daun padi dan hamparan sawah. Sekali-kali menikmati liukan gelombang air laut, atau sekedar memandang ombak saling berlomba menebas bibir  pantai, menikmati suasana sunset. Bahkan beberapa pengunjung menjadikan lokasi ini sebagai tempat hiburan memancing, dengan menyewa kapal boat kecil ke sedikit tengah laut. Dibandingkan dengan banyak pariwisata di Kabupaten Batang, Pantai Celong yang berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Batang Jawa Tengah memanglah kurang begitu favorit dikenal, bahkan mungkin oleh sebagian warga di Kabupaten Batang terutama yang tinggal di bagian barat. Pantai ini memang tidak terlalu menarik untuk dikunjungi, terutama oleh tourist luar kota yang berselera tinggi. Di samping kondisi pantai yang kurang terurus, pengunjung yang mau mengakses ke pantai ini juga harus melewati jalanan yang tidak terlalu representatif sebagai sebuah lokasi wisata. Kanan kiri jalan ke lokasi memang sangat indah dengan hijauan pepohonan karet dan randu, dilatari-belakangi oleh area perbukitan indah.

Namun Pantai Celong memiliki beragam permasalahan yang cukup sulit untuk diselesaikan seperti, sampah di sekitar bibir daratan spot-spot peristirahatan yang  tidak terawat, kondisi airnya juga kurang jernih, mungkin disebabkan oleh banyaknya sampah-sampah yang “terbuang” di sepanjang garis pantai.
Masa depan pantai ini sebenarnya bisa menjadi lebih menarik dengan penataan dan pembangunan kembali spot-spot sekitar yang ideal untuk dikunjungi, memiliki potensi menjadi ikon wisata favorit di Kabupaten Batang. Tentunya, Pemerintah harus lebih memberi perhatian secara serius dan melibatkan pengembang lokal, serta keharusan melibatkan penduduk setempat untuk pemeliharaannya. Untuk keluasan jalan akses ke pantai serta lokasi pantai sendiri juga perlu diperhatikan, mengingat keadaan sekarang ini begitu “sempit” dan kurang terjangkau bus-bus wisata. Bus-bus wisata yang mampu menjangkau Pantai Celong ini, hanya bus-bus angkutan antar kota. Tantangan yang tidak kalah “hebat”, adanya rumah-rumah warga yang merata di “seantero” pantai. Lokasi pantai berdesakan dengan hunian warga, sehingga Pantai Celong seolah bukan pantai wisata, tetapi sebuah desa dengan corak rumah berjajar di pantai. Berbagai kendala di atas, sangat berat untuk dirubah. Tanpa merubah “pesona” perumahan pantai ini, luas pantai sebagai lokasi wisata kurang cukup, dimana membutuhkan spot-spot yang representatif sebagai lokasi wisata unggulan. Ataupun, menjadikan perumahan itu sendiri sebagai bagian dari lokasi wisata. Di beberapa lokasi di pantai ini, terutama di sebelah barat yang berumput, sering dipergunakan oleh siswa-siswi sekolah sebagai spot perkemahan kecil. Siswa-siswa sekolah pada musim tertentu, menjadikan Pantai Celong ini sebagai lokasi “mistis” untuk perenungan malam dan pencarian hakikat jati diri. Perenungan jati diri dengan iringan hembusan angin malam pantai yang sejuk, di atas rumput hijau dan bebatuan pantai.