A. JUDUL : Percobaan Korosi Pada Paku
B. TUJUAN : Untuk dapat mengetahui proses korosi dan paku manakah yang menjadi berkarat setelah dimasukkan ke zat cair
C. LATAR BELAKANG :
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi
D. LANDASAN TEORI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
E. ALAT DAN BAHAN
·
12 buah paku tidak berkarat
·
12 buah gelas aqua plastik
·
Air Biasa
·
Larutan garam
·
Minyak goreng
·
Air basa
·
Karet gelang
·
12 Plastik bening
F. CARA KERJA
1. Siapkan gelas aqua dan masukkan semua paku ke dalam gelas aqua
2. Masukkan semua zat cair., lalu taruh paku dalam posisi tenggelam.
3. Amati perubahan pada hari ke 1 dan ke 3
G. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Zat Cair
|
Hari ke 1
|
Hari ke 3
|
1
|
Air asam
|
+++
|
+++
|
2
|
Air Basa
|
+
|
+++
|
3
|
Air biasa
|
+
|
++
|
4
|
Air ditutup
|
++
|
+++
|
5
|
Air garam
|
++
|
++
|
6
|
Air aqua
|
+++
|
+++
|
7
|
Air aqua dididihkan
|
++
|
+++
|
8
|
Minyak goreng
|
+
|
+
|
Keterangan :
+++ : banyak berkarat
++ : agak berkarat
+ : sedikit berkarat
- : tidak berkarat
H. PERMASALAHAN
1. Paku besi mana yang terjadi korosi paling cepat?
2. Paku besi mana yang terjadi korosi paling lambat?
3. Paku besi mana yang tidak terjadi korosi?
4. Jelaskan hal-hal yang dapat memengaruhi terjadinya korosi pada percobaan tersebut!
Jawaban :
1. Paku pada air aqua
2. Paku pada garam tanpa air
3. Paku pada minyak tanah, udara kosong, dan air jeruk nipis
4. Oksigen, air, keelektrolitan larutan, permukaan logam, sel elektrokimia
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan, kami menemukan paku pada zat yang dapat mengalami korosi yang cepat, lambat dan beberapa zat yang tidak mengalami korosi.Yang mengalami korosi yang cepat adalah paku pada air aqua, yang paling lambat adalah paku pada garam tanpa air, dan yang tidak mengalami korosi adalah Paku pada minyak tanah, udara kosong, dan air jeruk nipis
J. SARAN
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil
menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan tentang ” korosi pada paku”. Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Bulukumba,19 oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................I....
DAFTAR ISI.......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan..............................................................................................1
C. Manfaat ...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian besi dan
korosi.......................................................... 2
B. Penyebab korosi dan
pengendalian korosi.............................. 3
BAB III PROSEDUL PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan............................................................................... 5
B. Langka
kerja................................................................................... 5
C. Waktu
pengamatan....................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.................................................................................................6
B. Pembahasan ................................................................................. 7
BAB V MENJAWAB
PERTANYAAN............................................................ 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 10
B. Saran..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan
perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat.
Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala
destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari
banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam
itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila
istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena
bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya
mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah
tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat
terjadinya korosi..
B. Tujuan
Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2. Faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan besiberkarat.
3. Cara pencegahan korosi pada besi.
A. Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan
terhadap besi.
2. Dapat menambah informasi mengenai korosi
(karat).
3. Dapat melatih siswa agar terampil dalam
melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Besi dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang
berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia
sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel
periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam dengan berbagai zat
di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
B. Penyebab korosi dan
Pengendalian korosi
1. Penyebab korosi
Faktor yang
berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
2. Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini
terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
6 buah paku
6 buah gelas aqua plastik
Air Biasa
Air yang sudah dipanas
Larutan garam
Larutan cuka
Karet gelang
B. Langka kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Identitas Aqua gelas
|
Perubahan yang terjadi
|
A
|
Hari ke-1:
Hari ke-2:
Hari ke-3:
Hari ke-4
Hari ke-5:
Hari ke-6:
Hari ke-7:
|
B
|
|
3. Beri identitas aqua gelas
tersebut dari A-F
4. Perlakuan paku setiap
aqua gelas sebagai berikut :
Pada aqua gelas A: diisi paku saja dengan
keadaan terbuka
Pada aqua gelas B: diisi paku dan air
biasa.
Pada aqua gelas C: diisi paku dan air yang
sudah mendidih.
Pada aqua gelas D sama perlakuannya dengan aqua
gelas A tetapi bedanya pada aqua D di beri tutup dengan plastik yang telah di
sediakan dan di ikatkan dengan karet gelang.
Pada aqua gelas E : diisi paku dan air
serta ditambah garam 1 sendok makan.
Pada aqua gelas F: diisi paku dan air serta
di tambah larutan cuka 2 sendok makan.
5. Setelah semua selesai
letakkan ke 8 aqua gelas tersebut di tempat yang baik yang tidak terkena sinar
matahari
6. Kemudian amati dan catat
perubahan yang terjadi selama 1 minggu
C. Waktu pengamatan
Pengamatan dilakukan pada
tanggal 14 oktober 2013 sampai 19 oktober 2013.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari pengamatan yang kami
lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas
Gelas
|
Perubahan yang Terjadi
|
A
|
Hari ke-1: Belum terjadi perubahan
Hari ke-2: Belum mengalami perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
|
B
|
Hari ke-1:
Belum ada Perubahan
Hari ke-2:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
dibagian bawah
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
Dibagian tengah,
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, mulai timbul korosi pada paku
dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-5:
Mengalami korosi dan warna air menjadi kuning.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak
|
C
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Terjadi perubahan sedikit korosi
Hari ke-3: Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air sedikit
kekuninggan
Hari ke-4:
Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku menguning.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku
|
D
|
Hari ke-1: Belum ada perubahan
Hari ke-2: Belum ada perubahan
Hari ke-3: Tidak terjadi korosi
Hari ke-4: Tidak terjadi korosi
Hari ke-5: Tidak terjadi korosi
Hari ke-6: Tidak terjadi korosi
|
E
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Belum ada perubahan
Hari ke-3:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-4:
Mulai mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air pada paku menguning.Serta
terjadi penguapan.
Hari ke-5:
Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.
Dan korosi lebih banyak Serta terjadi penguapan.
Hari ke-6:
Korosi bertambah banyak di seluruh bagian paku dan warna air
menguning.Serta terjadi penguapan.
|
F
|
Hari ke-1:
Belum ada perubahan
Hari ke-2:
Mulai mengalami perubahan
Hari ke-3:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-4:
Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku
berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih
Hari ke-5:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
Hari ke-6:
Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar paku dan paku berubah
menjadi hitam, air tetap berwarna putih.
|
B. Pembahasan
Dari
hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4 perlakuan beda pada paku yaitu
paku yang diberi air biasa, paku yang diberi air yang sudah dimasak, pemberian
air garam pada paku, pemberian air cuka pada paku tersebut serta 2 perlakuan
berbeda pada aqua gelas yaitu aqua gelas tertutup dan tidak tertutup.
Dari
hasil pengamatan selama 6 hari kami mendapati bahwa pada medium aqua terbuka
pada paku A (tanpa air) tidak terjadi korosi, pada paku B (air biasa) terjadi
korosi secara menyeluruh pada paku dan membuat air pada paku tersebut berubah
warnanya menjadi kuning ,pada paku C(air yang sudah dimasak) terjadi korosi dan
membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning, Kami juga
melakukan pangamatan pada medium aqua gelas tertutup dan kami mendapati bahwa
paku D(tanpa air) tidak terjadi korosi sedikitpun dalam 6 hari pengamatan, pada
paku E( air garam ) terjadi korosi secara keseluruhan dan membuat air pada paku
tersebut berubah warnanya menjadi kuning serta terjadi penguapan,
sedangkan pada paku F(air cuka) CH3COOH terjadi korosi secara keseluruhan
dengan keadaan paling cepat terjadinya korosi di bandingkan dengan keadaan lain
tetapi paku berwarna hitam. Hal ini di karenakan asam lebih cepat menyebabkan
korosi.
Setelah
di bandingkan ternyata secara keseluruhan paku yang tidak terkena air tidak
mengalami korosi. Perbedaan juga terjadi
antara paku di
air biasa/ air panas / air garam dengan paku di air cuka. Korosi yang terjadi pada paku yang
diletakkan di air biasa/
air panas / air garam berwarna
kuning dan air juga berubah menjadi kuning, karena korosi tersebut terjadi oleh
oksodasi oksigen. sedangkan korosi yang terjadi pada paku yang diletakkan di
air cuka berwarna hitam, korosi tersebut terjadi karena asam pada cuka.
BAB V
MENJAWAB PERTANYAAN
MENJAWAB PERTANYAAN
1. Apa guna CaCl2 dalam
percobaan korosi?
Jawab
: yaitu untuk mencegah korosi atau pengkaratan pada Fe atau Paku. CaCl2 menyerap
uap air karena itu di dalam tabung hanya terdapat besi dan oksigen,sehingga
besi tidak dapat mengalami reaksi reduksi dan korosi tidak terjadi. Dan CaCl2berfungsi
untuk membantu meningkatkan kadar kalsium air, yang pada gilirannya
meminimalkan potensi terjadinya korosi, karena kalsium klorida padat dapat
menghilangkan air terlarut
2. Mengapa air dalam botol C
didikan terlebih dahulu ?
Jawab
: karena air yang telah didihkan tersebut akan kehilangan kandungan oksigen terlarutnya,
karena pada proses pemanasan akan terjadi penguapan.
3. Dalam botol yang mana
paku paling cepat berkarat ?
Jawab
: pada tabung ketiga yang berisi paku berisi air panas. Hal ini terjadi karena
seperti yang kita ketahui bahwa faktor utama penyebab
terjadinya korosi adalah adanya air dan oksigen. Pada tabung ketiga yang berisi
air panas, terdapat air dan oksigen terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang
terbuka, memungkinkan oksigen yang berada di udara dapat berikatan dengan air
biasa, akibatnya keadaan tabung menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi
dapat terjadi pada paku di tabung ketiga.
4. Zat apakah yang
menyebabkan timbulnya perkaratan pada paku ?
Udara – OüJawab : 2 : Korosi terjadi
lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi
akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam
tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
Air – Hü2O : Korosi juga akan
terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2O) , sehingga jika lebih
mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2 )
Jenis Pereduksi :
tidak semua pereduksi mampu menyebabkan korosi, contohnya HCl, dan larutan
lainya dari asam halida.ü
Jenis Logam :
Logam yang sangat reaktif dapat mencegah logam lain untuk bereduksi sehingga
kejadian korosi dapat dicegah.ü
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami
korosi terjadi pada paku A dan D(paku terbuka tanpa air dan paku tertutup
tanpa air) hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak langsung antara oksigen
dan air serta plastik merupakan pencegahan agar tidak terjadi
korosi.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah
A) Air
B) Oksigen
A) Air
B) Oksigen
Faktor-Faktor
Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi
A) Elektrolit
B) Permukaan Besi
A) Elektrolit
B) Permukaan Besi
Cara
Mengatasi Korosi Adalah
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat
A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat
0 komentar:
Posting Komentar