Senin, 02 Januari 2017

Cerita Pendek "Kisah Sempurna yang Harus Pudar"

Bukan tentang kita, tapi tentang dunia...

Bukan tentang kita dan hubungan yang kita jalani, bukan tentang kita yang bahagia dengan kebersamaan kita, bukan tentang kita dengan saling mengerti satu sama lain, bukan juga tentang kita yang menikmati hubungan ini...
Tapi ini tentang dunia yang melihat kita, dunia yang mulai mencium keberadaan kita, dunia yang mulai bersuara mengenai kita, dunia yang kini mulai menolak adanya kita...
Aku sangat berusaha untuk menahan, tapi apa dayaku, rasa itu terlalu cepat kau tumbuh suburkan di sukma ini. Aku hanyalah seorang manusia yang takut kehilangan, apalagi untuk kehilangan kisah sempurna ini.
Aku percaya, bahwa pengalaman telah mengajarkan kita akan banyak hal, mengenai bagaimana memulai, menjalani, menikmati, mengendalikan dan sampai pada akhirnya pengalaman pun menunjukkan bagaimanakah menyelesaikan semua keputusan yang kita ambil dengan baik.

 Aku tak ingin berakhir, ataupun mengakhiri semua ini, namun semua yang ada memang sudah digariskan bahwa setiap pangkal pasti memiliki ujung.

Apakah kita mampu untuk sedikit membelokkan perjalanan kita, meski harus menempuh jarak yang agak jauh tapi yang kuinginkan adalah lintasan lingkaran yang tak berujung dan tak berpangkal.
Dari awal kita berdua sudah menyadari akan akhir dari kisah kita, akan segala resiko yang mungkin akan kita temui jika kita tetap melanjutkan hubungan tak bernama ini, dan kita juga tau akan hubungan yang seharusnya tak pernah ada di antara kita.
Kita berdua begitu terhanyut dalam kisah yang kita perankan ini. Aku begitu menikmati setiap detakan nafas waktu yang ada untuk kita berdua, aku begitu nyaman dengan kebersamaan yang kita ciptakan berdua. Bahkan selama ini, tak pernah ada konflik yang terjadi, saling memahami kesibukan masing-masing, saling menghargai waktu dan ruang sendiri yang kita butuhkan, dan kita menjalani hubungan ini dengan bahagia. Tak ada yang bermasalah selama 2 bulan yang kita lewati berdua.
hari demi hari aku lalui dengan menyenangkan, dan aku begitu menikmati kisah yang sedang kuperankan bersama dia, seseorang yang mulai kusayang dan menjadi seseorang yang berhasil membuatku merasa utuh karena hadirnya. Namun, semua kini berubah setelah dunia mulai masuk ke dalam kehidupan pribadi kami, dunia yang memandang dari sisi yang sama sekali bukan suatu keadaan yang sebenarnya terjadi.
Apakah memang seperti itu dunia? Begitu lugunya, sampai segala sesuatu di konsumsi tanpa dicerna? Begitu awamnya, sampai hubungan kakak adik pun menjadi hal yang tabu? Kukira mereka yang sudah hidup belasan tahun itu sudah mengerti wajarnya sebuah hubungan terjadi, selayaknya manusia dengan takdir hidup sebagai makhluk sosial.
Aku hanya ingin melihat sesuatu yang "utuh" di 360 derajat...

Rasanya ingin sekali berputar 180 derajat dari tempat aku berdiri ini. Ingin memandang sesuatu yang baru. Bukan... bukan mengenai "meninggalkan" apa yang nampak saat ini, tapi aku hanya ingin mengetahui dan menikmati sesuatu yang "utuh" di 360 derajat. Apakah yang akan nampak oleh mata ini? Apakah yang akan dirasa oleh sukma ini? Akankah yang menjadi harap dapat kuraih nyatanya? 
Akankah kesempurnaan itu kutemukan di 360 derajat?
Setelah hubungan baik ini terjalin selama 2 bulan, akankah di 180 derajat yang lain hubungan ini tetap akan baik-baik saja? Akankah 360 derajat yang kumiliki ini adalah derajat yang menyenangkan? Apakah kisah yang telah kita perankan ini menjadi sebuah cerita klasik yang indah dan utuh? Aku masih berharap sesuatu yang utuh itu bisa kunikmati bersama dengan dia, pemeran utama dalam kisah sempurna ini.

Sebenarnya aku tahu, memang tak seharusnya dalam hubungan ini tumbuh perasaan itu

Mungkin hubungan ini tak akan semenyenangkan ini untuk dijalani jika memang diantara kita tidak tumbuh perasaan saling menyayangi itu. rasa yang membuat segalanya begitu mudah berarti bagi kita, dan menumbuhkan kerinduan yang tak hentinya datang menyapa. Namun, sebenarnya aku menyadari bahwa memang tak seharusnya rasa itu tumbuh dalam hubungan ini, karena semakin rasa itu tumbuh dan semakin kuat, maka suatu saat kita harus berjerih payah untuk merobohkannya.
Perasaan itu membawa kenyamanan yang tak mudah untuk ditinggalkan begitu saja. Perasaan itu selalu membawa raut wajah bahagia diantara kita. Dan perasaan itu juga yang membuat pertemuan-pertemuan singkat itu menjadi berharga. Aku masih bingung untuk menamai perasaan apa yang sekarang ada ini.
Hubunganku berjalan dengan baik, komunikasi kami terjaga dengan baik. Hubungan? bahkan sampai saat ini kami berdua masih belum menemukan nama yang tepat untuk menggambarkan hubungan ini. Kami hanya merasa cukup dan nyaman dengan sebutan kakak adik. Tapi, kenapa orang-orang di luar sana begitu mudah menamai hubungan kami ini? Dan bagaimana mereka bisa begitu mudahnya melontarkan berbagai macam hal yang bahkan sama sekali tidak sesuai dengan apa yang terjadi diantara kami. Kami yang menjalani hubungan ini begitu sulit menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kami, dan mereka yang bukan orang yang berpengaruh dalam hubungan kami dengan mudahnya menjawab dengan sembarangan. ADILKAH?
Sebenarnya apa urusan mereka terhadap hubungan yang kami jalani ini? Merugikah mereka jika terjadi hubungan antara aku dan dia? Hubungan kami hanya sebatas kakak adik, perlukah kami menjelaskan dengan suara lantang? Kami hanya ingin menjalani hubungan ini dengan tanpa tekanan yang berbanding terbalik dengan semua yang kami rasakan.
Bisakah kalian memahami kami? Karena bahkan sejengkal langkah kalian pun tak pernah kami bicarakan atau bahkan kami permasalahkan. Biarkan orang mendapat haknya untuk menjalani kehidupanya dengan bebas.
Lagipula, apa untungnya kalian mempergunjingkan kami?
Kami sungguh merasa bukan menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupan kalian, namun kenapa kalian seakan sangat mempermasalahkan hubungan yang terjalin diantara kami? Seakan hubungan ini sangat tidak layak untuk dilanjutkan.
Aku mungkin berbeda dengan dia. Aku dan dia dengan perbedaan usia kami, aku dan dia dengan perbedaan kepercayaan kami, aku dan dia dengan perbedaan hidup kami. Namun, perbedaan itu bukan menjadi masalah bagi kami, perbedaan itu bukan sesuatu yang membatasi kami. Kami sangat menghargai perbedaan yang ada diantara kami. Kami mampu memposisikan diri terhadap perbedaan kami.
Mungkin perbedaan ini yang menjadi permasalahan kalian. Namun bagi kami, itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan, karena kami SALING MENGHARGAI.

Salahkah kami jika kami menjalin pertemanan dalam perbedaan kami?

Sesuatu yang tidak pernah terduga, sesuatu yang tak pernah terbayangkan akan terjadi, sesuatu yang tak pernah terlintas dalam benakku adalah hubungan ini. Hubunganku dengan dia yang kini menjadi sebuah hubungan yang mengundang kontroversi berbagai pihak. Aku sama sekali tak merencanakan hubungan ini, aku sama sekali tak berniat membangun hubungan ini untuk sebuah ketenaran atau bahkan Trending Topic dalam lingkungan hidupku dan lingkungan hidupnya. Kenapa sekarang seakan kami adalah pihak yang dipersalahkan atas apa yang terjadi saat ini? Ini bukan merupakan sebuah rencana yang kami buat-buat, bukan sebuah kejadian yang kami manipulasi.
Sadarkah kita hidup ditengah perbedaan? Sadarkah bahwa di dalam dunia ini tak ada hal yang sama? Semua memiliki keunikannya masing-masing, dan bagaimana kita dapat hidup dalam perbedaan? Dengan saling menghargai, kenyamanan akan tercipta, rasa tenang akan selalu ada dan kedamaian pun takakan pernah menjauh dari atmosfer kita.
By : Enggaringtyas Dewi Nugrahwidi
Aku ingin menjalani hidupku bersama dia dengan baik-baik saja. Hanya itu.

0 komentar:

Posting Komentar